Sunday 26 February 2017

PENJELASAN MENGENAI DANA DAN TINGKATANNYA

PENJELASAN MENGENAI DANA DAN TINGKATANNYA
Oleh : Bhikkhu Ledi Sayadaw



Penggolongan dan Penjelasan Dana Menurut Pasangan Dua :

1. AMISA DANA dan DHAMMA DANA

Amisa Dana : Pemberian dalam bentuk materi (termasuk uang).

Dhamma Dana : Pemberian berupa pengetahuan Dhamma, misalnya: mengajar dan membabarkan, menulis, menerjemahkan, menerbitkan dan memberikan buku-buku Dhamma.

Dari keduanya, Dhamma Dana memberikan hasil atau vipaka yang lebih tinggi dan berguna. Karena Dana materi hanya mampu menolong orang lain sesaat saja sedangkan Dana Dhamma mampu menolong orang lain sampai beberapa kehidupannya yang akan datang. Buddha bersabda, “SABBA DANAM DHAMMA DANAM JINATI”, artinya: dari semua pemberian, pemberian DHamma-lah yang tertinggi. 

Amisa Dana akan menghasilkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Materi. Dhamma Dana akan menghasilkan timbulnya Kebijaksanaan dan Pengetahuan.

2. SAKKACA DANA dan ASAKKACCA DANA

Sakkacca Dana : Pemberian dengan hati-hati, sopan dan penuh hormat.

Asakkacca Dana : Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dan sebagainya.

Bila Asakkacca Dana menghasilkan buah maka seseorang akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman-teman, anak-anak atau pelayan-pelayannya.

3. PUJA DANA dan ANUGGAHA DANA

Puja Dana : Pemberian kepada orang-orang yang tinggi atau orang yang menjalankan Sila dan orang-orang Mulia. 

Anuggaha Dana : Pemberian kepada orang-orang yang rendah atau dengan kata lain, orang yang tidak menjalankan Sila.

Puja Dana menghasilkan buah yang sungguh jauh lebih banyak dan lebih tinggi daripada Anuggaha Dana.

4. SAHATTHIKA DANA dan ANATTHIKA DANA

Sahatthika Dana : Pemberian dengan tangan sendiri atau dilihat sendiri.

Anatthika Dana : Pemberian melalui teman, orang lain, dititipkan atau diletakkan begitu saja.

Sahatthika Dana akan menghasilkan buah yang lebih banyak dan sempurna dibandingkan dengan Anatthika Dana. Bila Anatthika Dana menghasilkan buah, buahnya kecil dan mungkin tidak sempurna (tidak dapat dinikmati secara sempurna olehnya, malah orang lain yang menikmatinya).

5. THAVARA DANA dan ATHAVARA DANA

Thavara Dana : Pemberian yang bersifat tahan lama atau jangka panjang, misalnya : Tanah, Vihara, Rumah Peristirahatan, Sekolah, Jembatan, Jalan, Sumur, Rumah Sakit dan sebagainya.

Athavara Dana : Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya : makanan, minuman, pakaian, uang dan sebagainya.

Thavara Dana menghasilkan buah yang jauh lebih banyak dan lebih kuat serta bertahan lama buahnya dibandingkan Athavara Dana. 

Athavara Dana juga dapat menghasilkan buah yang sama kuat dengan Thavara Dana, bila Athavara Dana dilakukan secara teratur dan terus menerus selama masa hidupnya.

6.SAPARIVARA DANA dan APARIVARA DANA

Saparivara Dana : Pemberian yang disertai dengan tambahan-tambahan lain yang lengkap.

Asaparivara Dana : Pemberian yang tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain.

Pemberian nasi saja adalah Aparivara Dana, bila disertai dengan lauk pauk, termasuk Saparivara Dana. Sama juga halnya dengan pemberian roti atau buah saja, adalah Aparivara Dana. Sedangkan bila disertai dengan mentega atau selai adalah Saparivara Dana. 

Saparivara Dana akan menghasilkan buah yang lengkap dan nyaman. Bila Aparivara menghasilkan buah, biasanya akan cenderung untuk tidak lengkap atau tidak nyaman, misalnya seseorang menerima rumah, mungkin tak ada jendelanya atau mobil tanpa AC nya dan sebagainya.

7. NICCA DANA dan ANICCA DANA

Nicca Dana : Pemberian yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus.

Anicca Dana : Pemberian yang dilakukan kadang-kadang saja. 

Dalam Anggutara Nikaya dikatakan bahwa jika seseorang senang melakukan Nicca Dana dan Thavara Dana semasa hidupnya, adalah layaknya kebiasaan seorang Sotapana. Dia tidak akan dilahirkan di Alam Apaya (Alam menyedihkan).

8. SANKHARA DANA dan ASANKHARA DANA

Sankhara Dana : Pemberian Dana setelah mendapat dorongan atau nasehat dari orang lain.

Asankhara Dana : Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain.

Sankhara Dana bila menghasilkan buah, maka  buahnya sendiri akan terbatas sekali. Asankhara Dana bila menghasilkan buah, maka buahnya akan tidak terbatas.

9. JANA DANA dan AJANA DANA

Jana Dana : Pemberian yang dilakukan dengan bijaksana dan mengerti akan akibat-akibatnya.

Ajana Dana : Pemberian yang dilakukan dengan tidak mengerti dan tidak mengetahui akan akibat-akibatnya.

Ajana Dana menghasilkan Dvihetuka Patisandhi. Mereka yang dilahirkan dengan Dvihetuka Patisandhi tidak banyak yang dapat mereka capai dalam kehidupan spiritual, sebab mereka tidak mempunyai Amoha / Panna (kebijaksanaan). 

Jana Dana membawa ke arah Tihetuka Patisandhi. Mereka yang lahir dengan Tihetuka Patisandhi dapat mencapai tingkat Kesucian Sotapatti sampai Arahata dalam kehidupan sekarang ini.

10. VATTA NISSITA DANA dan VIVATTA NISSITA DANA

Vatta Nissita Dana : Pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi, meliputi keinginan untuk dilahirkan sebagai anak orang kaya, sebagai seorang putri atau pangeran, aktris atau aktor, raja atau ratu, terlahir di alam-alam Deva, alam-alam Brahma dan sebagainya.

Vivatta Nissita Dana : Pemberian dengan tujuan untuk membebaskan diri dari Samsara dengan tercapainya Nibbana.

Perbedaan antara Vatta Nissita Dana dengan Vivatta Nissita Dana ini merupakan keistimewaan dalam ajaran Buddha. Vatta Nissita Dana tidak membentuk Paramita; sedangkan Vivatta Nissita Dana dapat membentuk Paramita. Vatta Nissita Dana cenderung untuk memperpanjang perputaran kelahiran di Samsara.

11. DHAMMA DANA dan ADHAMMA DANA

Dhamma Dana : Pemberian yang sesuai Dhamma, misalnya berupa : tempat tinggal, nasi, pakaian, uang dan sebagainya.

Adhamma Dana : Pemberian yang tidak sesuai Dhamma, misalnya berupa : minuman keras, senjata, racun, narkobs, mesiu dan sebagainya, yang memungkinkan menjadikan seseorang melanggar Panatipata atau Surameraya Sila. 

12. DHAMMIKA DANA dan ADHAMMIKA DANA

Dhammika Dana : Pemberian yang betul diberikan kepada seseorang atau Yayasan yang ditujukan sejak dari semula.

Adhammika Dana : Pemberian yang sebetulnya akan diberikan kepada seseorang atau Yayasan, tetapi orang itu merubah pikirannya dan memberikannya kepada orang lain atau Yayasan lainnya.

13. VATTHU DANA dan ABHAYA DANA

Vatthu Dana : Pemberian berupa suatu barang atau materi.

Abhaya Dana : Pemberian berupa suatu Kebebasan kepada suatu makhluk dari Bahaya atau Kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan dari kurungan, melepas ikan di sungai, mematuhi Pancasila Buddhis dan sebagainya.       

14. AJJHATIKA DANA dan BAHIRA DANA

Ajjhatika Dana : Pemberian berupa bagian dari tubuh, misalnya mata, darah, ginjal, hati ataupun mengorbankan jiwa sendiri untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain.

Bahira Dana : Pemberian lainnya yang tidak berupa bagian tubuh sendiri.

Ada tiga macam Dana Paramita (Kesempurnaan)
1. Paramita biasa.
2. Upa Paramita, yaitu pemberian bagian tubuh, tetapi tidak memberikan jiwa (hidup) seseorang.
3. Paramattha Paramita, yaitu pemberian jiwa / hidup seseorang untuk kebaikan orang lain.

15. SAVAJJA DANA dan ANAVAJJA DANA

Savajja Dana : Pemberian yang disertai kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup.

Anavajja Dana : Pemberian yang tidak disertai dengan kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup.

Savajja Dana bila menghasilkan buah, cenderung disertai dengan adanya bahaya-bahaya, atau dapat pula dengan hilangnya jiwa seseorang.

16. AGGA DANA dan UCCHITA DANA

Agga Dana : Pemberian sesuatu yang terbaik dan bernilai tinggi.

Ucchita Dana : Pemberian berupa sesuatu yang bernilai rendah (barang sisa).

Jika si penerima dari Ucchita Dana menghargai dan menyukai pemberian itu, maka Dana yang diberikan itu tetap akan membawa hasil yang besar. Yang paling penting adalah Cetana (kehendak) yang baik dan Sakkacca (sikap pikiran yang hormat dan sungguh-sungguh) dari si pemberi tsb.


_______________________________

Penggolongan Menurut Pasangan Empat :

1. CATTU PACCAYA DANA
Penggolongan ini meliputi empat macam kebutuhan seorang Bhikkhu :

-Civara Dana : Pemberian jubah kepada bhikkhu.
-Pindapatta Dana : Pemberian makanan kepada bhikkhu.
-Bhesajja Dana : Pemberian obat-obatan kepada bhikkhu.
-Senasana Dana : Pemberian tempat tinggal atau kuti kepada bhikkhu.

Senasana Dana memberikan buah jasa yang paling tinggi. "VIHARA DANAM SANHASA AGGAM BUDDHENA VANNITAM". Artinya: Sebuah tempat tinggal bhikkhu yang diberikan kepada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagai pemberian materi yang tertinggi. 

"SOCA SABBADODA HOTI, YO DADATI UPASSAYAM", yang berarti : Seseorang yang memberikan tempat tinggal untuk bhikkhu, sama nilainya dengan segala macam hadiah yang tertinggi.

2. DAKKHINA VISUDDHI DANA
Penggolongan ini didasarkan atas:
-Sifat si Pemberi yang berbudi luhur (menjalankan Sila).
-Sifat si Pemberi yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila).
-Sifat si Penerima yang berbudi luhur (menjalankan Sila).
-Sifat si Penerima yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila).

Bila keduanya berbudi luhur, pemberian tadi akan menghasilkan buah yang sangat banyak; jika salah satunya tidak berbudi luhur, hasil yang diperolehnya hanyalah sedikit.


_______________________________ 
Penggolongan Menurut Pasangan Lima :

ADHAMMA DANA, ada lima macam Adhamma Dana, yakni :
1. Pemberian makanan atau minuman yang memabukkan, dan senjata yang mematikan.
2. Pemberian boneka-boneka untuk pertunjukkan, alat musik dan tari-tarian.
3. Pemberian berupa hewan-hewan hidup untuk dimakan.
4. Pemberian berupa wanita-wanita untuk maksud seksual.
5. Pemberian gambar yang dapat menimbulkan Kilesa.

Bila Seseorang memberikan racun, tali pengikat, pisau atau senjata-senjata lain kepada seseorang yang ingin bunuh diri, hal itu termasuk Panatipata Kamma, bukan Kusala Kamma. 

Pemberian berupa alat musik, alat untuk menari, pertunjukkan dan sebagainya yang dapat menyebabkan timbulnya Kilesa adalah Akusala Kamma.

Thursday 23 February 2017

Drepung Tripa Khenzur Rinpoche, INDONESIA VISIT 2017


Jakarta, Prasadha Jinarakkhita

#One Day Dharma Talk
22 April 2017
#Weekday intensive class
23-28April 2017
#Weekend Public Teaching
29April - *1Mei 2017

Malang
#Dharmayatra dan Vessak Ceremony

Info: 
Aprianti = 085375242326
Erlina =085643061337


Riwayat Singkat Drepung Tripa Khenzur Rinpoche

Khenzur Lobsang Tenpa dilahirkan dalam sebuah keluarga petani pengembara pada tahun 1938 di Amdo, sebuah propinsi di sebelah timur Tibet. Ia ditahbiskan sebagai seorang bhiksu pada usia 11 tahun dan diberi nama Lobsang Tenpa di Biara Taktsang Lhamo di mana ia tinggal sampai usia 18 tahun.
Berkeinginan sangat kuat untuk mengejar studinya tentang filsafat Buddhis di biara besar Drepung Gomang di Tibet bagian tengah. Biara Drepung sering disebut sebagai Nalanda kedua, merupakan salah satu dari Tiga Biara Besar Gelug. Didirikan pada tahun 1416 oleh salah satu murid utama Je Tsongkhapa. Mengetahui bahwa gurunya tidak akan memberinya keinginan untuk pergi, ia dengan beberapa bhiksu kabur dengan tidak membawa apa pun selain beberapa baju yang ia bawa di pundaknya.
Kelompok kecil ini menempuh waktu berbulan-bulan menuju Lhasa dengan berjalan kaki, pertama-tama ke bagian selatan menuju Kham kemudian ke bagian barat menuju Tibet tengah. Melalui jalan yang lebih singkat berarti melalui daerah tanpa penduduk di mana tidak mungkin bagi mereka untuk meminta makanan selama perjalanan.
Setelah mencapai ibukota, Rinpoche bergabung dengan ribuan bhiksu di Biara Drepung Gomang dan belajar di sana di bawah bimbingan guru dari Mongolia bernama Geshe Jimpa sampai tahun 1959.
Pada tahun tersebut ketika Tiongkok menginvasi Tibet, ia bersama dengan ribuan orang Tibet lain melarikan diri ke India mengikuti Dalai Lama. Rinpoche menghabiskan 10 tahun pertama di pengasingan di tenda pengungsian di daerah Buxa di dalam hutan sebelah barat Bengal, di mana mayoritas bhiksu pengungsi berkumpul dan membentuk satu komunitas.
Kondisi lingkungan hidup sangat berat tetapi Rinpoche dapat bertahan serta dapat melanjutkan studi tentang filsafat Buddhis di bawah bimbingan Gyume Khenzur Ngawang Lekden dan seorang guru dari Mongolia, Gen Losang, sampai pada tahun 1970 ketika ia memasuki Institut Ilmu-ilmu Tinggi di Universitas Varanasi di Sarnath. Setelah tiga tahun menempuh studinya, ia menerima gelar Acharya (Guru) dengan hasil yang memuaskan.
Pada tahun 1973, Rinpoche bergabung dengan para bhiksu seangkatannya di Biara Drepung Gomang di mana pada beberapa tahun sebelumnya telah berpindah lokasi ke Mundgod, di sebelah selatan India daerah Karnataka.
Selama sepuluh tahun pertama di sana, Rinpoche banyak mengikuti ajaran baik sutra maupun tantra yang diberikan oleh dua guru Dalai Lama yaitu Kyabje Trijang Rinpoche dan Kyabje Ling Rinpoche di Mundgod dan di daerah penduduk Tibet bagian Selatan.
Setelah menyelesaikan studinya tentang dua topik yang mendalam dari filsafat Buddhis, Abhidharma dan Vinaya, di bawah bimbingan Kyenzur Tempa Tenzin dan Geshe Ngawang Nyima Rinpoche, pada tahun 1982 ia mengikuti ujian akhir untuk mendapatkan gelar Geshe. Ia duduk di rangking pertama di antara beberapa kandidat dari tiga biara besar, yaitu Sera, Ganden, dan Drepung, dan mendapatkan gelar Geshe Lharampa.
Pada tahun 1989, Rinpoche ditunjuk oleh Dalai Lama sebagai Kepala Biara Drepung Gomang, jabatan yang ia pegang selama enam tahun. Dengan demikian Rinpoche dikenal sebagai “Khenzur” Lobsang Tenpa (Kepala Biara Terdahulu).
Rinpoche telah berkunjung untuk mengajar Buddhisme di Rusia, Mongolia dan Tibet, dan pada tahun 2000 memimpin kunjungan bhiksu-bhiksu Gomang ke Eropa. Rinpoche telah mengajar sebelum memasuki biara di Mundgod.
Pada hari-hari pertama di sana, karena kurangnya bhiksu senior, beberapa guru yang ada di sana harus bekerja secara berkesinambungan agar generasi yang lebih muda mendapat pendidikan yang sesuai. Akibatnya dari pagi sampai malam Khenzur Rinpoche mengajar banyak murid yang datang ke kamarnya.
Situasi ini tidak jauh berubah sampai sekarang, walapun jumlah pengajar meningkat namun jumlah murid pun ikut meningkat: dari sekitar 100 bhiksu pada awal tahun 1970-an, biara tersebut sekarang telah memiliki lebih dari 1500 anggota. Belum lama ini Rinpoche diberi nama Drepung Tripa, kepala biara yang paling senior dari semua Biara Drepung dengan dua institutnya, yaitu Gomang dan Loseling.
Dengan kebaikan hati dan rasa tak kenal lelah kepada biara dan murid-muridnya, pengetahuan Rinpoche yang luas tentang ajaran Buddha, kesucian sila yang ia pegang, keterbukaan, ketulusan, dan rasa humor yang konstan, Khenzur Rinpoche adalah contoh hidup dan sumber inspirasi bagi semua.

INFO LINKS